Sepatu Keresek
ilustration by : sajadahanakkartun.blogspot.com |
“Teh, ari teteh lagi apa berdiri di pintu kaya
gitu?” Tanya Suto mengagetkan Ani yang sedang melamun memandangi hujan yang
turun di luar rumah.
“Eh, Suto, kamu ngagetkeun teteh bae. Teteh nggak lagi ngapa-ngapain, ayo kamu cepet berangkat
sekolah geh, entar telat ke
sekolahnya.” Perintah Ani pada adiknya
“Suto gak mau sekolah teh” kata Suto
dengan nada sedih. Lalu dia mengambil sepatu sekolahnya yang telah rusak,
dekil, dan alas nya bolong, sehingga ketika berjalan di jalan yang becek, pasti
airnya akan masuk ke dalam sepatu.
“Lihat, Teh, sepatu Suto sudah bolong
bawahnya, kemarin waktu pulang sekolah kan hujan, Suto lari terus walaupun
hujan, supaya Suto bisa cepet sampai rumah, tapi, pas sampai rumah, Suto buka
sepatu, kaos kaki Suto basah semua teh, semua air masuk ke dalam
sepatu Suto, Suto gak mau sekolah teh.” Rengek bocah SD itu kepada kakaknya.
Ani tertegun memandangi
keluguhan wajah adiknya yang merengek duduk disampingnya sambil memegangi
sepatu bolong itu. Mata Ani berkaca-kaca, tapi ia langsung segera menahanya karena
tidak ingin menunjukan kesedihan di depan adik tercintanya itu.
“Suto, Suto kudu sakola nya, Suto
ulah siga teteh, nggak bisa ngelanjutin sekolah SMP, sekarang jadi buruh cuci
di rumah bu haji. Walaupun hujan dan sepatu Suto bolong, Suto wajib sakola, jangan
bolos nya kasep” rayu Ani pada adiknya
sambil mengelus-elus kepala Suto.
“Tapi kumaha geh teh, entar kaos kaki Suto basah
lagi kalau tetap sekolah, mana hujannya makin gede wae”
“Aha, teteh punya ide, bentar nya”
Ani lalu lari ke dapur dan
mengambil dua kantong keresek hitam besar, lalu menyuruh Suto untuk memakai
kedua sepatu yang bolong itu, setelah Suto memakai sepatunya, Ani memakaikan
kantong keresek itu pada sepatu kanan Suto, sepatu Suto masuk kedalam kantok
keresek itu, dan Ani mengikatkan kantong keresek itu dengan kencang di kaki Suto
agar tidak mudah lepas, begitu juga di kaki sebelah kirinya. Setelah itu, Ani
menyuruh Suto berdiri, mengganti pakaiannya dengan seragam, dan mengambil tas
nya untuk segera pergi sekolah.
“Nah lihat sekarang, kalo kedua sepatu Suto di bungkus pakai keresek kayak gini,
air gak akan masuk ke dalam sepatu Suto lagi, jadi kaos kakina tidak akan kebasahan
deui, keren kan”
“Wah, iah teh, bener, yau dah geh, Suto
mau berangkat sekolah dulu yah Teh” Suto mencium punggung tangan tetehnya, dan beranjak pergi dengan
riang meninggalkan rumah sambil mengucap salam.
“Eh Suto, tunggu dulu, jangan lupa yah, kalau sudah
sampai gerbang sekolah, lepas kantong keresek na, lalu masukkan ke tas Suto, biar nanti kalau pulang
sekolah hujan, Suto bisa pakai lagi kayak yang tadi teteh contohkan yah" teriak
Ani pada Suto dari dalam rumah.
Suto mengangguk dan langsung
menerobos hujan berlari. Dari dalam rumah Ani langsung menangis mencurahkan air
mata yang sudah tidak kuat lagi ia bendung ketika menayksikan Suto
pergi ke sekolah dengan sepatu keresek itu. Ingin sekali batin Ani membelikan
sepatu baru untuk Suto.Tapi, apalah daya, Ani hanya siswi SMP yang putus
sekolah, dan buruh cuci di rumah tetangga karena kemiskinan yang melilit
kehidupannya. Ibu Ani meninggal dunia setelah melahirkan Suto, dan ayahnya, dia
tidak pernah melihat ayahnya lagi setelah terakhir kali ayahnya pergi ke
Malaysia untuk bekerja entah apa pekerjaanya, ketika itu Suto masih 5 bulan di dalam kandungan ibunya,
dan sejak saat itu, sampai detik ini, ayahnya tak pernah lagi kembali menemui
mereka.
Untung ada emak, emak yang
ikhlas merawat Ani dan Suto. Ani sangat menyayangi emak, maka dari itu
dia membantu emak di rumah bu haji menjadi buruh cuci. Dan sekarang Ani dilanda kegundahan. Ia sangat
ingin membelikan sepatu baru untuk Suto, tapi, bagaimana caranya?
DAR !
Tiba-tiba kilat petir
menyadarkan Ani dari lamun panjangnya. Ia segera mengambil wudhu untuk
melaksanakan sholat dhuha. Selesai sholat, ia berdo’a pada Tuhan, semoga hari
ini ia mendapat rezeki yang halal, yang tak terduga, agar ia bisa membelikan Suto
sepatu baru. Ani yakin betul, hanya Tuhan tempat berkeluh kesah, tempat
berserah diri dan meminta, bukan siapapun.
Setelah selesai sholat, Ani
segera berangkat ke rumah bu haji. Dengan badan basah kuyup setelah
berlari menerobos rintik hujan, akhirnya Ani sampai juga di rumah bu haji dan
langsung pergi ke dapur menemui emak. Dia melihat emak sedang memasak, setelah
mengucapkan salam, Ani langsung bergegas ke kamar mandi dan mencuci pakaian
yang telah menumpuk. Tiba-tiba bu haji
memanggil Ani, Ani pun segera menghampiri bu haji di
ruang tengah
“Ani, ini ada sepatu sekolah,
tadi ibu sengaja beli buat anak ibu Andre, tapi kekecilan, nih ibu kasih buat Ani
saja, siapa tahu pas ukurannya buat adik kamu” bu haji menyodorkan sepatu yang
ada di dalam kardus itu pada Ani.
“Wah, ini sepatu nya bagus sekali bu, pasti
mahal, beneran ini teh buat Ani bu haji ?”Ani mengambil sepatu itu sambil mulut
menganga karena terlalu kaget.
“Iya Ani, ambil saja”
“Makasih yah bu makasih banyak, Suto pasti seneng
pisan dapet sepatu baru, bagus lagi, nuhun nya bu haji” Ani terus mencium-cium
tangan bu haji.
“Iya iya , kamu tidak perlu berlebihan
seperti itu, sudah kamu lanjutkan lagi pekerjaan mu yah”
“Iya bu haji, mangga bu”
Ani langsung berlari ke dapur
dan menunjukan sepatu itu pada emak.
“Emak, lihat mak, Ani dikasih sepatu sama bu
haji, sepatu ini buat Suto, Suto pasti seneng pisan mak, soalnya ka sepatu Suto
sudah bolong”
“Wah, syukur Alhamdulillah, kalau gitu, kamu
cepet beresin kerjaan kamu, terus pulang ke rumah kasih sepatu itu sama Suto”
“Iya mak, nih, Ani nitip dulu yah, Ani mau lanjut
nyuci lagi”
Ani langsung membereskan
pekerjaanya, ia sudah tidak sabar ingin segera pulang ke rumah dan memberikan
sepatu baru itu pada Suto. Suto pasti bahagia. Setelah membilas cucian dan menjemur
pakaian, Ani langsung izin pamit pulang pada emak dan langung pulang ke rumah
menerjang hujan di siang itu. Sesampainya di rumah, Ani melihat Suto sedang
menangis di atas kasur tikarnya, Ani langung mendekap Suto dan bertanya kenapa
ia menangis.
“Tadi pas pulang sekolah, Suto kan pakai keresek
lagi, terus teman-teman Suto pada ngeledekin Suto, mereka bilang sepatu
keresek, sepatu keresek, gitu teh, Suto malu teh” ujar Suto sambil menangis di
dekapan Ani.
Ani langsung teringat sepatu
baru itu, Ani mengambil sepatu itu dan memberikannya pada Suto.
“Sekarang, teman-teman kamu gak akan ngeledek
kamu lagi, nih, Teteh
punya sepatu baru buat kamu, jadi, air hujan gak akan masuk lagi ke dalam
sepatu kamu yang bolong. Udah yah jangan nangis, ayo dicoba sepatunya” Ani memakaikan
sepatu baru itu pada Suto, dan pas.
Suto teriak kegirangan dan
meloncat-loncat. Melihat Suto gembira, Ani pun bahagia.Ternyata,
Tuhan sangat kilat mengabulkan do’anya. Ani semakin yakin, air mata akan
berakhir ketika kita bercerita pada Tuhan, karena hanya Tuhan lah yang akan
mengabulkan do’a kita, ketika semua orang meragukan kita.
Dinda Eka Savitri
2014
Komentar
Posting Komentar