Kisah Cintaku

Aku adalah Aisyah. Seorang siswa kelas XII IPS di salah satu SMA di daerah Makasar, Sulawesi. Sore itu aku sedang merenung sendiri menatapi handphone, menunggu kabar dari kekasihku. Kekasihku bernama Ardhani salah seorang mahasiswa di salah satu universitas terkenal di Jakarta. Hampir sebulan ini Aku tak pernah bertemu dengannya, hingga hati ini terasa begitu sangat merindukannya. Dalam hatiku mengeluh “Huhf, ternyata begini tersiksanya merindu kasih sayang.  Apakah dia merasakan apa yang kurasa?”

Tiba–tiba handphoneku bergetar dan tertulis di layarnya  “satu pesan baru” Segera kubuka sms tersebut dengan penuh semangat karena kuyakin itu pasti sms dari Ardhani. Ternyata benar. Dan sms itu berisi “Sayang,  Aku sedang di perjalanan menuju Losari, mungkin akan sampai sekitar jam 5 sore, kamu mau gak sekarang kita ketemu di pantai losari?” Segera kubalas pesannya “Iya sayang” Setelah membalas pesan tersebut aku bergegas menuju pantai losari.

Selama di perjalanan aku melangkah dengan penuh semangat dengan hati yang sangat senang. Jarak rumahku ke pantai tak begitu jauh. Sekitar 10 menitan aku berjalan akhirnya sampai juga di pantai tersebut. Dari kejauhan terlihat sosok Ardhani yang sedang menungguku. Aku langsung menghampirinya dan langsung menyapanya “Ehmm sendiri aja nih?” Dia nampak terkejut dan langsung menolehkan wajahnya sambil menjawab “I iya nih, kan aku lagi nunggu kamu sayang.” Jelasnya dengan singkat dibarengi senyuman khasnya.

Saat itu dia mengajakku jalan – jalan menyusuri pantai. Indah rasanya berada di antara keindahan pantai bersama seseorang yang kusayang. Terlihat deburan ombak yang indah bercahaya  jingga karena mendapat keindahan dari pantulan cahaya sang surya yang akan segera kembali ke peraduannya. Sore itu kami habiskan untuk bercanda dan mengobrol untuk melepas rasa rindu. Sungguh terasa begitu indah hingga waktu seakan cepat berlalu. Tak terasa langit semakin kelam dan angin malam semakin membelenggu raga ini. Sang rembulan pun mulai menampakan keindahannya di antara langit yang kelam. Indahnya cinta saat berpayungkan bulan di antara keindahan pantai.

Malam semakin larut. Namun kini kulihat ada sesuatu yang berbeda di mata kekasihku, lantas aku pun bertanya “Apa kamu baik – baik saja sayang?” Dia hanya tersenyum dan berkata “Aku baik kok, indah banget yah malam ini.” Aku menjawab “Iya memang malam ini begitu indah dan tak mungkin aku lupakan selama hidupku.”

Kami  bertatapan mata di antara keindahan malam. Tanpa kuduga dia memelukku. Sungguh hatiku merasa damai berada di pelukannya. Dinginnya malampun seakan sirna terhapus oleh pelukannya itu. Saat dia memelukku dia berbisik “Maaf, mungkin ini adalah kebersamaan kita yang terakhir.” 
Saat itu aku tak percaya dengan apa yang dia katakan. Lantas kulepaskan pelukannya dan bertanya “Apa maksudmu? Jangan bilang kau akan meninggalkanku!”   

Kami saling bertatapan lagi dan dia berkata “Maaf, tapi aku harus meninggalkanmu karena aku harus pindah kuliah ke Paris demi mengikuti keinginan orang tuaku. Aku harap Aisyah mengerti."

Huhfff rapuh rasanya raga ini saat mendengar ungkapannya itu. Aku pun bertanya padanya Tapi kenapa harus ke Paris?” Dia menggenggam tangan ini dan berkata “Karena itu keinginan orang tuaku. Aku meninggalkanmu bukan aku tak cinta padamu. Tapi karena aku tak mau mengecewakan orang tuaku. Aku harap kamu mengeti dan mau menungguku. Tapi, apabila kau tak ingin menungguku lebih baik kita sudahi saja hubungan ini.

Sungguh aku tak ingin jauh darinya tapi aku pun tak mampu jika harus kehilangannya, lantas aku menjawab “Jika itu memang kau ingin meninggalkanku demi orang tuamu Aku mengerti, tapi ku tak ingin kehilanganmu. Lebih baik aku kesepian di sini dari pada Aku harus kehilanganmu. Kumohon jagalah dirimu di sana.” 

Setelah aku berkata seperti itu Ardhani memelukku dan mencium keningku dan berkata “Pasti sayang! Pasti aku akan menjaga diri ini, Sayang. Karena raga ini bukan hanya milikku melainkan milikmu juga.” Setelah berkata itu Ardhani pergi begitu saja tanpa sepatah katapun. Kulihat sosok Ardhani semakin menghilang di antara kegelapan malam. Tak ada satu katapun yang mampu kuucapkan saat itu. Hanya air mata yang menjadi bukti betapa sakitnya aku. Saat itu tak terasa air mataku menetes. Kini rembulan tak terlihat lagi karena tertutupi oleh awan hitam seolah rembulan pun tak ingin menyaksikan cintaku harus berakhir.

Hari - hari kulewati dengan kesendirian. Meski terasa kosong karena sendiri, namun aku tak pernah berniat mencari penggantinya, setiap malam aku selalu berdoa untuk kebaikannya.
*** satu bulan kemudian ***
Sore itu aku baru pulang sekolah dan seperti biasa sepulang sekolah selalu melewati pantai Losari. Ketika aku berjalan di pantai tersebut mataku langsung tertuju pada seorang laki – laki yang sedang bersama seorang gadis bercanda di antara keindahan pantai, mungkin mereka lebih layak di sebut sepasang kekasih.

Namun hatiku merasakan sesuatu pada lelaki tersebut, hatiku seakan menyuruhku untuk mendekati lelaki itu, dengan sedikit ragu – ragu aku memperhatikan lelaki itu dan ternyata lelaki itu adalah Ardhani.

Rasa rindu yang sekian lama terpendam rasanya langsung terobati karena melihat senyumannya padahal jelas – jelas senyumannya itu bukan untukku melainkan untuk gadis itu, perasaan bahagia dan cemburu sesaat menjadi satu di dalam hati ini, “Siapa sih itu cewek?”

Aku tengah terbakar cemburu langsung menghampiri Ardhani “Oh jadi selama ini kamu meninggalkanku bukan karena orang tuamu untuk pergi ke Paris melainkan demi gadis ini?” ucapku dengan nada sewot dan dengan jari telunjuk yang menunjuk ke gadis itu.

Belum sempat mendengar penjelasan apa – apa aku langsung berlari sambil menangis menahan rasa kecewa di hati ini. Saat aku berlari aku mendengar Ardhani memanggilku beberapa kali tapi aku terus berlari.

Ketika aku memalingkan wajahku ke belakang ternyata Ardhani mengejarku tapi aku terus saja berlari karena aku kecewa pada Ardhani. Saat aku berlari tiba – tiba terdengar suara tlakson yang begitu keras disusul dengan suara benturan yang sangat keras pula   “tidiiiiiiiitttttt.,., jegerrrrrrrr.,.,”  Dengan refleks aku menoleh ke tempat sumber suara itu. Aku sangat terkejut ketika kulihat ternyata Ardhani tertabrak oleh sebuah mobil.

Perasaan sayangku yang tak dapat dibohongi seakan langsung menghapus rasa cemburuku ketika melihat Ardhani berlumuran darah. Aku langsung berlari dan memeluknya sehingga baju yang kukenakan pun penuh berlumuran darah  “Dhaniii? Kenapa kamu mengejarku?
Semua orang melihat ke arahku sementara Ardhani hanya tersenyum, ada salah satu dari mereka yang bertanya 
Kamu kenal dia?”.,.aku pun menjawab “ Iya aku kenal dia.,.”

Ardhani terlihat sangat pucat dan terlihat sangat kesulitan bernapas, dia berkata “A.,.akuu aku mengejarmu karena aku sayang padamu,, , I love you”.,., aku menjawab sambil terus memeluknya “Iya aku juga sangat mencintaimu, tapi kenapa kau melakukan ini padaku?” .,., Dia menjawab Melakukan apa?,.., Dengan nada sedikit kesal aku berkata “Siapa wanita itu? Bukannya kamu di Paris?”.,. Dia menjawab “ sebenarnya aku hanya ingin memberimu kejutan tadi siang aku baru sampai di rumah dan wanita itu adalah adik kandungku.

Saat itu aku ingin marah pada diriku sendiri tapi kutahu itu tak akan berguna, lantas aku pun berkata “Maafkan aku, aku tak seharusnya berfikiran  seburuk itu padamu. Maafkan aku. Aku sangat menyayangimu Ardhani, I love you.” 

Sambil tersenyum dengan darah yang mengalir di sekujur tubuhnya perlahan tangannya menggenggam tanganku kemudian  dia berkata “Sa, sa, sayang I love you too,. Sayang, dulu aku meninggalkanmu untuk kembali padamu tapi untuk saat ini aku akan pergi darimu dan tak akan kembali padamu karena sepertinya Tuhan akan memanggilku saat ini juga. Namun tak usah khawatir meski aku meninggalkanmu aku tak kan berhenti mencintaimu seperti halnya yang kau lakukan saat diriku meninggalkanmu. Aku akan selalu mendoakan kebahagiaanmu, Sayang. Semoga suatu saat nanti Tuhan menyatukan kita kembali di alam lain.” 

Di saat aku ingin menjawab ucapannya jari telujuknya langsung mendekati bibirku dan dia berkata “I love u” setelah dia mengucapkan ucapan cinta itu dia sangat kesulitan bernafas, tangannya semakin erat menggenggam tanganku, Akupun tak henti menangis dan memeluknya sampai akhirnya dia meninggal di pelukanku.,.,"
Hikss,., I love you Dhani, Maafkan aku, semoga Tuhan menerimamu di sisiNya, tunggulah aku di surgamu.
Buah Pena :
Agus Suryanto  
Kelas XII IPS 
MA Al-Husna Bandung
2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apel Merah Untuk Emak

Pikirku

“Semangat Belajar di Sekolah”