Kerinduan akan sosok dirinya (part 2/the end)

Keesokan harinya aku kerumah Vicky. Aku ingin minta penjelasan dari dia tentang kejadian yang kemarin, bahwa aku melihat dia dengan seorang wanita lain. Dia menjawab itu hanya teman lamanya. Aku tak percaya, dia akhirnya mengaku bahwa dia telah menduakanku. Hatiku hancur, kecewa, sedih. Aku bergegas pulang tapi dia menahanku. Dia mengatakan bahwa dia memilih aku dan akan meninggalkan perempuan itu. Akupun luluh karena aku sangat sayang padanya dan memberi kesempatan yang kedua.

Saat tanggal 25, dimana aku dan dia menjalani kisah cinta yang ke 5 bulan, kami  merayakannya dengan makan- makan, jalan-jalan, dan masih banyak lagi. Aku merasa sangat bahagia saat itu, rasanya gak mau hari itu berlalu.

Tringg .. tring .. teleponku berbunyi. Ternyata itu telpon dari Vicky dia menelpon hanya untuk mengucapkan I LOVE YOU. Aku merasa senang sekali. Tidak biasanya dia begitu.

Saat malam hari aku dan teman-temanku yang lain sedang menongkrong di salah satu kediaman temanku, aku mendapat kabar dari teman Vicky, bahwa Vicky meninggal. Aku tak percaya dengan kabar itu. Tapi teman Vicky yang bernama Agung menelponku, di situ terdengar suara orang yang menangis dan sedang membacakan ayat-ayat suci Al-quran. Perasaanku lemas. Aku tak percaya dengan semuanya .

“Aku bingung, harus ke rumah Vicky dengan siapa? Karena pada saat itu sudah larut malam. Aku pun berangkat dengan salah satu temanku yang bernama Angga.

Saat tiba disana ternyata benar banyak sekumpulan orang, dan suara menangis aku pun masuk kerumahnya dan ternyata ??

Vicky tertidur kaku. Aku langsung menghampirinya. Aku mencium dia aku memeluk dia karena pada saat itu aku sedih dan sakit rasanya. Aku tak menyangka.
"Banggunn, banggun .. sayang aku disini. Bangun.. bangun .. jangan tinggalin aku!! Kamu pernah janji mau jagain aku dan engga akan tinggalin aku. Banggunn .. banggun … sayang" teriakku sambil menangis.
Saat aku menangis mamah Vicky menenangkanku dan menyuruhku pulang karena sudah larut malam. Pagi pun tiba aku tidak berangkat sekolah tapi aku malah ke rumah Vicky. Aku ingin melihat dia yang terakhir kalinya. Aku mencoba tegar saat dia akan dimasukan ke dalam kubur, karena mengis akan membuat dia tidak tenang. Pemakamanpun selesai .
Hari demi hari aku lalui waktu aku, biasanya saat pagi hari dia membangunkanku, tapi, sekarang tidak. Aku tidak bisa melihat senyumnya. Aku hanya bisa mendoakan dan mengenang masa masa kita berdua. Dan mengenang kenangannya, hanya kalung satu satunya barang yang akan aku simpan. Barang pemberian dari dia. Selamat tinggal sayang semoga kau tenang di alammu sekarang.
Ya Alloh semoga Engkau ampuni dosa-dosanya, dan terangkanlah makamnya. Terima dia disisimu . Amin ya raab .

Desi Sumartini
XII IPS
MA Al-Husna Bandung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

*Living without parental love*

CAHAYA PONDOK

Makan Malam terakhir