Ayah dan Gerobak Sampahnya

Panggil saja aku Sari. Aku terlahir dari keluarga yang sederhana. Saat ini aku tinggal di kota kembang, Bandung. Asalnya aku tinggal di kota Surabaya. Ayahku terlahir di kota Surabaya, sedangkan ibuku terlahir di kota Bandung. Karena faktor keluarga ibuku yang menginginkan kami pindah ke kota kembang, Bandung, akhirnya kami memutuskan untuk pindah ke Bandung. Kami mulai merantau ke kota kembang sejak 2006.

Di Bandung, kami hidup sederhana. Kami tinggal di sebuah rumah petak berupa kontrakan. Ayahku, beliau berkerja keras mendapatkan uang untuk biaya kami sehari-hari. Awalnya ayah bekerja sebagai penjaga apotik. Namun setelah apotik itu mengalami kebangkrutan, ayah kehilangan pekerjaannya. Di saat itu ayahku kebingungan harus kerja apalagi !!! Mencari pekerjaan kesana kemari tidak ada yang mau menerima karena faktor persyaratannya yang tidak lengkap. Tapi itu tidak membuat ayah menyerah untuk terus mencari pekerjaan.

Suatu hari, terdengar suata ketukan pintu rumah. Ternyata ada tamu datang.
"Tok...tok..tookk... Assalamu'alaikum." terdengar ucapan salam dari luar rumah.
"Wa'alaikumsalam " jawabku sambil membuka pintu. Oh ternyata yang datang Pak RT.
"De, bapaknya ada?" tanya pak RT.
"Oh, ada Pak. Sebentar ,ya. Sari panggilkan dulu. Mari pak silahkan masuk." jawabku sambil mempersilahkan Pak RT masuk.
"Ayah, ayah, ini ada pak RT mencari ayah." teriakku sambil mengampiri ayah yang sedang mencuci sepatunya di kamar mandi.
Ayah pun menghampiri pak RT yang sedang menunggunya di ruang tamu.
"Ehh Pak RT. Ada apa pak, kok tiba-tiba bapak mencari saya ?? " tanya ayah dengan wajah sedikit heran.
"Aahh, tidak ada apa-apa kok pak Yono. Saya kesini hanya ingin menawari Bapak pekerjaan. Dengar-dengar saat ini Bapak sedang menganggur, makanya saya datang kemari. Mudah mudahan Bapak tertarik dengan pekerjaan yang saya tawarkan." jawab pak RT sambil tersenyum.
Tiba-tiba Ibu datang & menyajikan teh hangat untuk pak RT.
"Silahkan diminum Pak. Maaf, kami tidak bisa menyajikan makanan dan minuman yang enak-enak." ucap ibu sambil tersenyum
"Ohh, aduhh tidak apa-apa, Ibu. Tidak usah repot-repot. Ini saja sudah cukup. Terimakasih " balas pak RT sambil meminum teh hangat itu.
"Maaf pak, memang pekerjaan apa yang akan bapak berikan kepada saya?" tanya ayah dengan wajah bahagia.

"Sebagai tukang sampah pak." jawab pak RT
"Dengan senang hati saya mau, Pak. Terimakasih banyak atas tawarannya. Akhirnya saya mendapat pekerjaan lagi. Mulai kapan saya bisa memulainya." tanya ayah sambil menjabat tangan pak RT dan dengan ekspresi bahagia.
"Syukurlah, Bapak mau. Kalau bapak mau, besok bisa dimulai. Ya sudah kalau begitu saya sekalian mau pamit."jawab pak RT
"Ohh, Siap pak. Besok saya mulai sekali lagi terimakasih ya pak."ucap ayah.
Pak RT pun meninggalkan rumah kami. Ayah menghampiri kami yang sedang duduk di kamar dan berkata " Ibu,anak-anak ... Ayah dapat pekerjaan lagi.'' dengan wajah gembira
"Alhamdulillah ... " ucap ibu, aku dan kedua adikku merasa syukur. Adikku yang satu lagi belum bisa bicara . Hehee

Keesokan harinya ayah mulai bekerja. Sudah 2 tahun Ayah bekerja sebagai tukang sampah di daerah tempat tinggal kami. Semenjak ayah bekerja keluarga kami serba kecukupan. Aku bisa meneruskan sekolahku ke jenjang Sekolah Menengah Akhir (SMA), kedua adikku pun bisa bersekolah. Syukurnya Ibu, aku dan adik-adikku tidak pernah merasa malu dengan pekerjaan yang ayah lakoni saat ini. Aku pun bangga kepada ayah.ayah tidak pernah malu, mengeluh dihadapan kami atau pun gengsi bekerja sebagai tukang sampah.

Terkadang banyak orang yang menilai pekerjaan tukang sampah yang sehari-harinya mendorong gerobak dan mengambil sampah dari rumah ke rumah itu adalah pekerjaan yang kotor, yang hina, karena sampah itu kotor dan banyak kuman. Tapi bagi keluarga kami ' TIDAK '. Bagi kami Gerobak sampah adalah bank kami. Tidak ada pekerjaan yang hina selama kita mencari rejekinya dengan cara yang halal. Dengan pekerjaan ayahku sebagai tukang sampah dan selalu mendorong gerobak sampahnya tanpa rasa malu ataupun gengsi,kami bisa hidup berkecukupan. Keluarga kami selalu bahagia,bisa berkumpul bersama,canda tawa bersama dan merasa sejahtera.

Ada orang yang bilang uang adalah segalanya. Memang benar. Tapi, apakah dengan uang kita bisa merasakan kebahagiaan yang sempurna dan tak ada duanya ???. Jawabanya adalah Tidak. Karena kebahagiaan yang sempurna dan tiada duanya adalah kebahagiaan saat-saat kita berkumpul, tertawa bahagia, suka cita kami rasakan bersama keluarga sendiri. Walau hidup kami jika dilihat dari segi materi cukup. Kami tetap mensyukuri atas pemberian Sang Maha Pencipta yaitu Allah SWT kepada keluarga ku.

 Aku ingat saat salah satu guru ku di sekolah pernah berkata '' Belum tentu orng yang memiliki banyak materi itu bisa merasa sejahtera / bahagia. Karna sejahtera itu dimana saat kita merasa Nikmat dengan apa yang kita makan dan kita miliki.

Dan bagiku Ayah dan gerobak sampahnya adalah pahlawanku. Terkadang aku merasa sedih dan kasihan melihat ayah saat ayah mendorong gerobak sampahnya dengan beban sampah yang amat banyak dan berat itu sangat menguras tenaga yang sangat banyak. Dan akupun sempat berfikir untuk membantu mencari rejeki. Namun saat aku bercerita akan niatku itu kepada temanku, dia (temanku) melarangku dengan alasan, itu akan membuatku cape, merasa menyesal karena berhenti sekolah dan malah akan menambah beban orang tua ku nantinya.''

Dan aku pun berfikir dengan apa yang diucapkan temanku itu. Benar juga ya apa yang dikatakan dia . Lebih baik aku sekarang sekolah dulu bener-bener dan saat aku lulus nanti aku bisa membalas jasa-jasa kedua orang tuaku terutama ayahku yang selama ini bekerja keras untuk menghidupi dan membahagiakan aku dan keluargaku.

Terimakasih, Ayah. Bagiku engkaulah pahlawanku. Bagi ibu dan aku engkau adalah pria terhebat dan terkuat. Dan bagi kami engkaulah pahlawan kami Ayah. Tidak lupa juga gerobak sampah yang selama ini membantu ayah bekerja juga adalah pahlawan kami.

Terimakasih ayah walau ku tau kau tak pernah mengeluh dihadapan kami,kami tau engkau telah bekerja keras untuk kami
We love You Ayah ...
eND

Ajeng Resta
XI IPS MA Al-Husna 2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini

*Living without parental love*

CAHAYA PONDOK

Makan Malam terakhir