X boyfriend…



PACARR!! Huhhf aku sudah bosan mendengar hal itu di kampus, sekolah, bahkan di buspun kata itu selalu muncul dengan tiba-tiba. "Hwaaa ...!!! Kenapa, kenapa saat aku menginjak usia 19 tahun orang-orang di sekitarku menanyakan hal itu ?!
Sahabatku pun yang kuharap dapat mengerti aku ikut menggodaku…"

“Kakak kan sudah besar, kenapa Kakak belum mempunyai pacar? Jangan cuma belajar terus dong Kak, Kakak juga harus mencari pacar…”

“Iya, kan apa kakak tak ingin mempunyai pacar ?? Kakak sungguh aneh..!!” Diki menimpali kata-kata adiknya Farhan. “Aiissshhh.. sudah sana, apa tak ada kerjaan lain selain mencelaku? Sana pergi! Belajar saja!..” teriaku kesal. “Huuuhh dasar kakak yang aneh :p” seru Diki dan Farhan meledek..

“Ridaaaaaaaaa!!!!” Kudengar ibuku memanggilku. Dengan serentak aku bangkit dari meja belajarku dan keluar menghampiri ibuku. “Ada apa, Bu?” 

Sekilas kulihat teman kutengah duduk di sudut ruangan. “Eh..Kau.” Tanpa memperdulikan ibu, aku langsung menghampiri citra sahabatku.

“Hey, Rida kenalkan ini temanku!“ 

"Ooow pasti ada yang tidak beres" Gumamku dalam hati.
“Oh ya, aku Rida.”
” Jungsoo“ Mengulurkan tangan. “Oh, silahkan duduk! “ ajakku. 
“Rida kau suka Korea, kan? Nah, ini jungsoo temanku dari Korea, dia tinggal di sini karena sedang menyelesaikan studynya di bidang kedokteran. Benar, kan Jungsoo ?” seru Citra heboh.

Aku pun berdiri dan seketika menarik tangan citra .”Sebentar ya, Jungsoo. Aku dan Citra akan membuatkanmu minum.” pamitku pada Jungsoo.

Di dapur..

“Apa apa, Kau? Isshh >.< Apa kau mau menjodohkanku? Ahh Kau ini..!” gerutuku kesal. ”Aku hanya ingin melihatmu mempunyai pacar dan bahagia seperti yang lainnya, Rida ..” ”Aku juga bisa mencarinya sendiri. Hanya saja aku belum menemukan pria yang cocok untuku.” 

”Tapi Ridaa ..”
“Apa??"
"Sudahlah, lagi pula sudah terlanjur juga kan Jungsoo datang? “ Aku semakin kesal.

Dua jam bercakap-cakap tak jelas dengan bule Korea itu pun berakhir. Hwaaa lega rasanya. Di ruangan lain kulihat Ibu dan adikku sedang tersenyum-senyum.

“Kenapa, Bu? “ Tanyaku.
”Apa?"
"Ayolah kenalkan pada ibu. Siapa pria tadi? Kenalkanlah pada Ibu, Apa dia pacarmu?” “Ibuuu!!! Aku belum mempunyai pacar, dan pria itu dia bukan pacarku!!” teriaku kesal badai lalu akupun berlari menuju kamarku. Kulihat ibu hanya terdiam.

Esoknya..


Lelah setelah seharian berkeliling dari satu perpustakaan keperpustakaan lain untuk mencari bahan ujian semesteranku yang sempat tertinggal.
“Ibu! Aku pulang!!” Perasaanku kembali tak enak setelah kulihat ibu yang ditemani seorang pria yang memakai celana jeans, berjaket hitam dan memang terlihat tampan.

"Jangan-jangan??“ 

"Kau sudah pulang, Rida? Sini, Nak! Duduklah! Kenalkan ini Aditya keponakan ibu Ratih teman Ibu. Dia ini lulusan Universitas Music High School di Amerika loh..! Kalian kan sama-sama jurusan musik, pasti kalian bisa bekerjasama dalam hal ujian yang akan di adakan bulan-bulan ini. Dan Kau Rida, Kau bisa belajar lebih banyak dari Adit. Benar kan, Dit ? Hey kenapa Kau diam saja Rida? Hahh..maaf Adit, memang Rida ini sangat pemalu.“

" >.< Aiissshh kenapa ibu ini !!"

Dan kali ini ibu membiarkanku berdua bersama temuannya itu, risih dan kesal, aku merasa benar-benar kesal dengan apa yang dilakukan orang-orang di dekatku akhir-ahir ini 

"-_-“,,,

Tak sedikit pun aku menatap Adit, tapi bisa kurasakan matannya yang jelalatan melihatku dari ujung kaki hingga ujung kepala. Dan yang makin membuatku kesal adalah bahasanya yang tinggi tentang sekolahnya di Amerika. Hwaaaa rasanya aku ingin sekali berteriak.

Malamnya aku pun mengungkapkan rasa tak sukaku pada ibu atas apa yang ibu lakukan kepadaku tadi siang. Tapi, tanpa diduga ibuku malah memarahiku.

“Apa kau tak malu,Rida? Usiamu sekarang sudah hampir menginjak usia 20 tahun, tapi, mana? Kau belum mempunyai seorang kekasih? Rida, ibu hanya ingin membuat Kau bahagia, seperti temanmu yang lain..” Suara ibu meninggi.

Air mata pun tak kuasa kutahan dengan suara yang bergetar aku mulai bicara. “Tapi, Bu. Aku hanya ingin memfokuskan diriku pada sekolahku. Aku juga ingin, Bu. Mempunyai pacar seperti yang lain. Tapi aku tak ingin juga, Bu, mendapatkan pacar yang sembarangan. Aku ingin mendapatkan pacar yang benar-benar cocok untuku. Terima kasih, Bu. Aku sudah cukup merasa malu dengan semua ini.” Seperti biasa aku langsung berlari menuju kamarku tempat dimana aku bisa mengekspresikan diriku. Aku pun menangis sejadi-jadinya. Merasakan betapa sakitnya hatiku melihat teman, keluarga melakukan hal bodoh itu padaku.

Ku mulai beranjak dari tempat tidurku. Lalu kududuk di meja belajarku. Perlahan kubuka buku diary berwarna merahku. Kuambil pena dan mulai menulis.



Kepada : Calon kekasihku

Haii, Bagaimana kabarmu di sana? Apa Kau merindukanku? Kuharap iya. Karena di sini aku sangat merindukanmu. Aku sangat merindukan sosok dirimu.

Kapan kau akan datang calon kekasihku? Besok, minggu depan, atau sekarang? Setelah kuselesai menulis semuaini? Kuharap secepatnya.

Calon kekasihku. Kuharap Kau adalah kekasihku yang selama ini Aku idamkan. Pintar, sholeh dan bukan pria yang matanya jelalatan seperti pria yang dikenalkan ibu padaku.

Calon kekasihku, Dimana pun Kau berada aku akan tetap menunggumu.
Percayalah calon kekasihku. Kita kan segera berjumpa.

Nb :kira-kira siapa namamu calon kekasihku?


“Putra, nama saya putra Om.” 

Hah, suara siapa itu? Aku tersentak bahkan pena yang kugenggam pun terjatuh. Perlahan kuberlari menuju pintu kamarku. Kubuka sedikit pintu kamarku untuk melihat siapa pria yang menyebutkan namanya tadi.

“Ridaaa..!” 

Aku semakin tersentak mendengar ayahku memanggilku. Aku bergegas menghampiri ayah.
“Naah, kenalkan. Putra, ini anak gadis satu-satunya Om. Ayo Rida, kenalkan, ini Putra. Manajer baru di perusahaan Ayah.”  Putra hanya menunduk sambil tersenyum.

“Putra? Apakah ini jawabannya? Apakah Kau calon kekasihku yang selama ini aku nantikan? Benarkah?? Calon kekasihku?


Farida Rahmawati 
Kelas XII IPA 
MA Al-Husna Kota Bandung
2012

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

*Living without parental love*

CAHAYA PONDOK

Makan Malam terakhir