Jangan Membandingkan Kebahagiaan mu dengan Kebahagiaan Orang Lain

Nabila adalah seorang siswi SMA kelas 12 IPS di Bandung. Setiap hari ia selalu bertemu dengan aku di sekolah . Suatu hari dia bercerita kepadaku tentang masalah hidupnya. Dia berfikir kalau orang lain selalu terlihat senang dan bahagia terlepas dari masalah yang di alamai dalam hidupnya. Mereka terlihat seperti orang orang yang tak memiliki beban di pundaknya. Namun anehnya, Nabila tidak suka melihat orang tersenyum bahagia. 

"Tari, kok aku aneh ya selalu merasa bahawa kehidupan orang lain selalu baik-baik saja bahkan kelihatannya seperti tidak punya masalah. Beda banget sama aku yang rasanya kaya punya beban". Ujar Nabila pada waktu itu. 

Di hari itu pun aku mengatakan kepada Nabila bahwa setiap orang itu memiliki permasalahan dan beban hidup yang di tanggung di pundaknya. Tentunya setiap orang memiliki beban hidup yang berbeda-beda. Jika beban hidupmu selalu di bandingkan dengan orang lain maka percayalah bahwa semua itu akan semakin berat. 

Selama ini, di pikiran Nabila mengenai orang lain tidak lah semuanya benar. Dia sendiri lah yang tidak tau betul bagaimana kondisi orang lain yang menurutnya selalu baik baik saja, padahal bisa saja kebalikannya. 

Setelah itu, dia hanya terdiam dan merenungi perkataanku. Dia memikirkan apa yang aku katakan saat itu. Meskipun terkadang menasehati orang lain itu tidak semudah menasehati diri semdiri. Memang sulit untuk tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Karena dahulu aku pun pernah merasakan posisi Nabila saat ini. Dan saat itu juga ada seseorang yang menasehati aku, bahwa Tuhan selalu memberikan beban masalah dengan kempampuan setiap masing-masing orang. Akan tetapi, kembali kepada orang nya tersebut akan menerima nasihat itu atau tidak. 

"Tuhan tau seberapa kuat kita untuk bisa menghadapi masalah yang di berikan-Nya, maka dari itu jika soal porsi kebahagiaan tidak perlu di tanyakan lagi. karena kita tahu bahwa Tuhan itu  Maha Adil". Ujarnya waktu itu. 

Pada saat itu lah Nabila mulai intropeksi perihal diri sendiri. Nabila berusaha menyelesaikan segala permasalahan yang menimpa nya dengan hati yang lapang dan ikhlas. Karena dengan begitu Nabila bisa menjadi bahagia. Nabila juga tidak perlu membanding-bandingkan dirinya lagi dengan orang lain, tetapi cukup membandingkan dirinya yang sekarang dan diri nya yang kemarin. Sejak saat itu, Nabila tidak pernah membandingkan dirinya dengan orang lain lagi. 

Nabila juga percaya jika setiap masalah yang menimpanya dapat menajdi pelajaran hidup. Karena di balik itu semua, selalu ada hikmah yang dapat di petik dalam setiap suka maupun duka.



Penulis : Amanda Drajat Lestari 

Kelas XII MA Al Husna 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

*Living without parental love*

CAHAYA PONDOK

Makan Malam terakhir